TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta telah memulai menguji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di 85 sekolah pada Rabu, 7 April 2021. Dinas Pendidikan DKI menerapkan pendekatan blanded sistem pada uji coba pembukaan sekolah tersebut.
"Jadi PTM besok pendekatannya blanded sistem atau campuran antara tatap muka dan belajar dari rumah," kata Humas Disdik DKI Taga Radja Gah saat dihubungi, Selasa, 6 April 2021.
Taga Radja Gah mengatakan awalnya ada 100 sekolah nominasi untuk belajar tatap muka, tapi terseleksi menjadi 85 sekolah. "Ada 14 sekolah yang tidak memenuhi syarat dan satu sekolah mengundurkan diri," kata Taga saat dihubungi, Selasa, 6 April 2021.
Sebelum melakukan uji coba pembukaan sekolah ini, kata Taga, Disdik DKI Jakarta telah melakukan pelatihan selama dua pekan yang berakhir Senin, 5 April 2021. Selama pelatihan ini, kata dia, 14 sekolah tidak mengikuti secara utuh dan belum bisa menyerahkan modul yang lengkap untuk memulai uji coba ini.
Sekolah tatap muka ini dilakukan oleh satuan pendidikan yang telah mempunyai komitmen untuk menerapkan protokol kesehatan. Hal itu terlihat dari pelatihan kepada para guru dan tenaga pendidik yang dilakukan selama dua pekan kemarin.
Berikut sejumlah informasi ihwal uji coba pembukaan sekolah di Ibu Kota
1. Baru Diizinkan 30 Persen Orangtua
Wakil Gubernur atau Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengutarakan baru 20-30 persen orangtua yang mengizinkan anaknya mengikuti sekolah tatap muka hari ini. Menurut dia, orangtua khawatir dengan penularan Covid-19. "Orangtua tentu masih khawatir," kata dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 7 April 2021 ihwal uji coba sekolah tatap muka.
Namun, belum semua orangtua di Ibu Kota yang disurvei. Riza mengingatkan sistem belajar tatap muka dicampur daring ini baru berlaku di 85 sekolah. Uji coba sekolah tatap muka Jakarta dari tingkat SD hingga SMA dimulai 7-29 April 2021.
2. Ditargetkan Akan Diperluas
Riza Patria mengatakan akan membuka lebih banyak sekolah jika uji coba di 85 sekolah berhasil. "Mudah-mudahan bisa meyakinkan kita semua bahwa sapras (sarana prasarana) bisa disiapkan dengan baik termasuk pendidik. Jika ini berhasil, maka ke depan kami mempertimbangkan untuk memperluas kembali," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa malam, 6 April 2021.